Banner Bawah

Muak dengan Janji,  Warga Suwung Ingin Memastikan Penanganan Sampah TPA

Atmadja - atnews

2019-11-24
Bagikan :
Dokumentasi dari - Muak dengan Janji,  Warga Suwung Ingin Memastikan Penanganan Sampah TPA
Slider 1

Denpasar, 21/11 (Atnews) - Warga Banjar dan Pecalang Pesanggaran, Desa Adat Pedungan, Suwung Batan Kendal, Desa Adat Sesetan mendatangi TPA Suwung, Minggu (24/11).
Daerah tersebut yang paling terdampak oleh keberadaan TPA Suwung sejak Tahun 1985 sampai sekarang.
 "Kami terima tidak hanya tumpukan sampah saja tapi juga merupakan tumpukan janji, wacana yang kini menjadi bencana," kata Kelian Adat Pesanggaran I Wayan Widiada.
Hal itu telah mengancam dunia  pariwisata yang mengakibatkan dari ketidak seriusan untuk menangani hal tersebut.
Anehnya lagi, menurutnya pemerintah selalu menghidar dan saling lempar tanggung jawab dan membikin opini di media untuk menutupi kebohongan dan mengulur-ulur waktu.  
Pasca tidak lagi kabupaten lain yang membuang sampah ke TPA Suwung  yang pengelolaannya dibawah UPT Provinsi Bali dan di bantu oleh DLHK Denpasar.
Mereka mamastikan dan mengajak masyarakat melihat langsung langkah serta upaya apa yang sudah dilakukan oleh pengelola.
Untuk memperpanjang daya tampung karena secara teknis TPA Suwung sudah overload . 
Upaya itu, mengantisipasi musim hujan yang sudah semakin dekat dan yang paling penting untuk memastikan keseriusan pengelola.
Dalam menangani darurat sampah dalam jangka pendek sembari menunggu proses pabrikasi.
Sekaligus mengungkap apa sebenarnya yang terjadi dalam sidak kali ini  ada berapa hal yang sangat mengejutkan di temukan di lapangan dalam menangani situasi darurat. 
Disayangkan, ketersediaan sarana dan prasarana alat berat seperti Escapator.
Serta alat pendukung lain sudah sangat minim rusak lagi dan sarana untuk antisifasi.
Apabila terjadi kebakaran sangat memperihatinkan karena tidak kejelasan. 
Bahkan ada oknum-oknum seolah-olah  mempunyai extra power di TPA Suwung yang seolah-olah bisa mengatur semua dengan sesuka hatinya. 
Jika tidak ada keseriusan, jangan salahkan masyarakat melakukan "classaction" untuk menutup TPA secara permanen.
Oleh karena sudah muak dengan kebohongan dan lambatnya pemerintah menangani sudah sangat merugikan masyarakat yang kena dampak. 
"Ini adalah semua  kegagalan dari pemerintah, sudah bencana kok masih sibuk menghindar dari tanggungjawab dan jualan opini di media,"tutupnya.  (ART/02)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Pengemudi Kabur, Tabrakan Beruntun Truk Galian C Terguling

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

DPRD Badung mengucapkan Hari Sumpah Pemuda

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah