Badung (Atnews) – Bandara Internasional Ngurah Rai menghentikan kegiatan operasionalnya selama 24 jam mulai pk 06:00 wita pada Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941 / 2019 Masehi Kamis, 7 Maret 2019.
“Kebandarudaraan tidak melayani penerbangan, baik rute domestik maupun internasional,” kata Communication and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Badung, Kamis (28/2).
Hal itu disampaikan ketika press conference kepada awak media dalam menyambut Nyepi dan disebutkan bahwa Bandara akan beroperasi kembali Jumat, 8 Maret 2019 mulai pk 06.00 WITA.
“Upaya ini untuk menghormati umat Hindu di Bali agar dapat beribadah dengan khusuk pada Hari Raya Nyepi,” ujarnya.
Selama 24 jam masa penghentian operasional Bandar Udara, maskapai dengan penerbangan berjadwal telah melakukan penyesuaian dengan tidak melakukan penjualan tiket penerbangan rute dari dan menuju Bali.
“Dari data yang kami peroleh, terdapat sedikitnya 468 penerbangan yang tidak beroperasi selama penghentian operasional Bandar Udara. Dari data tersebut, sebanyak 261 penerbangan domestik dan 207 internasional,” paparnya.
Dari total 468 penerbangan yang tidak beroperasi, Garuda Indonesia menjadi maskapai dengan jumlah penerbangan terbanyak, yaitu 94 penerbangan, disusul Lion Air dan Indonesia AirAsia, masing-masing 67 dan 52 penerbangan.
Di rute domestik, penerbangan menuju Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) menjadi rute tujuan dengan jumlah penerbangan tidak beroperasi terbanyak, dengan jumlah 52 penerbangan, disusul Surabaya dan Lombok masing-masing 16 dan 10 penerbangan.
Sementara untuk rute internasional, tiga besar rute tujuan dengan jumlah penerbangan yang tidak beroperasi terbanyak adalah Singapura dengan 18 penerbangan, Kuala Lumpur 16 penerbangan, serta Perth 9 penerbangan.
“Terkait pengaturan jadwal penerbangan dari dan menuju Bali, kami telah bekerja sama dengan Airnav, dengan diterbitkannya _Notice to Airmen_ (NOTAMN) Nomor A5144/18 NOTAMN yang berisi pemberitahuan kepada _airline_ dan Bandar Udara di seluruh dunia bahwa kami akan melakukan penghentian sementara operasional Bandar Udara selama Nyepi,” lanjut Yanus.
Selain NOTAMN Nomor A5144/18 NOTAMN yang dikeluarkan pada 7 Desember 2018 tersebut, penghentian sementara operasional Bandar Udara juga didasarkan pada Surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU/2696/DAU/223168/1796/99 tanggal 1 September 1999 tentang Pengoperasian Bandara Ngurah Rai Bali pada Hari Raya Nyepi.
Walaupun Bandar Udara dinyatakan tidak melayani penerbangan berjadwal dan _charter_, PT. Angkasa Pura (Persero) selaku pengelola Bandar Udara, bekerja sama dengan _stakeholder_ terkait, tetap menyiagakan personel untuk melayani penerbangan yang bersifat darurat seperti _emergency landing_ atau evakuasi medis.
Setelah 24 jam menghentikan kegiatan operasional, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai akan kembali beroperasi secara normal pada hari Jum’at, 8 Maret pukul 06.00 WITA. Dijadwalkan, penerbangan Lion Air JT-929 tujuan Surabaya untuk rute domestik, dan Indonesia AirAsia QZ-550 tujuan Kuala Lumpur untuk rute internasional menjadi penerbangan pertama yang akan berangkat dari Bali.
Sedangkan untuk penerbangan pertama yang mendarat di Bali adalah penerbangan Garuda Indonesia GA-7049 dari Lombok untuk rute domestik, dan Garuda Indonesia GA-897 dari Guangzhou untuk rute internasional
“Saat Nyepi nanti kami siapkan sebanyak 369 personel untuk siaga di Bandar Udara, di samping bantuan keamanan dari Polsek Kawasan Udara Ngurah Rai sebanyak 30 personel, dan TNI AU sebanyak 35 personel. Sejumlah institusi komunitas Bandar Udara lainnya juga akan tetap stand by di Bandar Udara,” tutupnya. (ART/R/ika)