Denpasar (Atnews) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHBUN) Provinsi Bali bersama dengan PT. Bintang Mandiri Sejahtera Indonesia (BIMA Grup) kerjasama pengembangan ketela pohon (singkong) seluas 5000 Ha.
Dengan memilih di daerah potensi lahan keringnya cukup luas di Bali Utara yakni Kabupaten Buleleng dan Karangasem termasuk Klungkung (Nusa Penida).
“Upaya itu dalam meningkatkan produktivitas petani pada daerah marginal karena selama ini keterbatasan sumber air sehingga petani hanya dapat mengusahakan lahannya satu kali dalam setahun saat musim hujan dengan tanaman palawija,” kata Kadis TPHBUN Bali Ida Bagus Wisnu Ardana di Denpasar, Selasa (13/2).
Hal itu juga sejalan dengan visi pembangunan Gubernur Koster “Nangun Sat Kerthi Loka Bali”.
Dalam peningkatkan sumbangan Sektor Pertanian terhadap PDRB Bali dari 14,8% menjadi lebih besar 20% dan peningkatan pendapatan Petani yang ditunjukan dengan peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) s/d 120%.
Disamping menerbitkan Pergub NO: 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali sebagai upaya meningkatkan serapan produk-produk lokal Bali ke Hotel, Restoran, Swalayan dan Catering untuk peningkatan penjualan dan harga jual produk lokal yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan Petani.
Ia menyoroti potensi singkong khususnya di Karangasem dan Klungkung (Nusa Penida) cukup luas mencapai 5.676 Ha, akan tetapi produktivitasnya masih relatif rendah, yaitu rata-rata 11 ton/Ha.
Sesuai hasil presentasi BIMA Grup bahura varietas singkong BIMA 1 dan BIMA 2 dari stek atau akulasi dan perlakuan pemupukan yang baik produktivitas bisa mencapai lebih dari 50 ton/Ha, hal ini tentu sangat menguntungkan karena bisa meningkatkan pendapatan petani bahkan lima kali lipat.
BIMA Grup menjanjikan dapat mengolah singkong dan limbahnya menjadi Bioethanol dan Biodisel, menjadi gula bubuk (SIRBITOL), tepuk mocat menjadi pupuk dan pakan ternak.
Jika kerjasama terealisasi bahkan BIMA Grup akan membangun pabrik di sentra singkong di Karangasem.
Sementara salah satu perwakilan petani Singkong dari Karangasem Made Renggana menyambut baik rencana kerja sama ini dengan catatan agar petani diberikan modal awal baik berupa sewa lahan, sarana produksi dan upah tanam, sehingga apabila hasilnya tidak dibeli oleh BIMA Grup petani tidak rugi seperti pengalaman-pengalaman kerjasama sebelumnya untuk komoditi kapas dan lain-lain
Pada kesempatan itu beberapa perwakilan Petani singkong untuk berdiskusi langsung dengan Direktur Utama BIMA Grup Alexandar Yonanthan Edy Tawas. (ART*)