Bangli, 24/3 (Atnews) - Anjing Kintamani yang  selama ini menjadi aikon Kabupaten Bangli hingga saat ini  masih aman dari serangan rabies. Untuk melindungi anjing Kintamani berbagai upaya dilakukan pemerintah sehingga  anjing Kintamani tetap aman dari  rabies. “Astungkara anjing Kintamani  hingga saat ini masih aman dari serangan virus rabies,”ujar  Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten  Bangli I Wayan Sukartana saat dikonfirmasi Minggu (24/03/2019).
Namun demikian, kata Sukartana, pihaknya meminta masyarakat selalu waspada  akan serangan rabies ini. Masyarakat harus mengawasi mobilitas anjing, khususnya yang masih diliarkan. Jangan sampai mereka bisa kontak dengan anjing luar yang berpotensi membawa rabies. “Kita akan berupaya memperhatikan anjing Kintamani yang diliarkan oleh masyarakat. “Kita terus melakukan pendekatan kepada kelompok, serta menjalin koordinasi dengan aparat desa serta kepala dusun setempat,”tegasnya.
Sementara saat disinggung soal vaksinasi massal, jelas Sukartana didampingi Kasi Keswan  Made Armana, untuk vaksinasi anjing telah dilakukan sejak lima hari yakni mulai 19 Maret dan akan berakhir 10 April mendatang.  Dalam kurun waktu lima hari sekitar 6.085 anjing ekor anjing berhasil tervaksin. Selain  itu, petugas juga berhasil memaksin Hewan Penular Rabies (HPR) seperti kucing 64 dan monyet 6 ekor.  Disisi lain, petugas juga melakukan eliminasi, dengan jumlah 37 ekor. “Kita masih memprioritaskan desa-desa yang  masuk zona merah. Di bangli terdapat 32  desa yang masuk zona merah, yang tersebar di 4 kecamatan,”paparnya.
Lebih lanjut disebutkan, saat ini di Kabupaten Bangli terdapat sekitar 52.000 ekor anjing yang tersebar di 72 desa. Anjing ini akan terus disasar, utamanya yang sama sekali belum tervaksin. “Jangkauan kita memang sangat luas, jadi sangat memungkinkan anjing belum tersentuh vaksi, khususnya anjing liar,”papar Sukartana. Lanjut berharap agar masyarakat dalam memelihara anjing jangan diliarkan. Anjing harus dikandangkan dan dirantai. “Dalam melakukan eliminasi selama ini kita masih menemukan kendala dalam menangkap anjing liar atau diliarkan oleh masyarakat,”pungkasnya (Anggi/ART)