Tabanan, 23/11 (Atnews) - Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali Sudiarta Indrajaya mengagumi sikap tegas dan prinsip-prinsip perjuangan yang dicontohkan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai.
Dengan gagah berani tekadnya rela mengorbankan jiwa raga demi mempertahankan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sekali Merdeka tetap Merdeka dan kini sedang menyiapkan menjadi negara maju menuju tahun 2045," kata Sudiarta di Tabanan.
Hal itu disampaikan dalam mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam Perang Puputan pada 20 November 1946 silam di Desa Margarana.
Setiap tahunnya di peringati sebagai Hari Puputan Margarana. Puncak peringatan hari Puputan ke-73 tahun 2019 ditandai dengan pelaksanaan upacara dan tabur bunga yang dipimpin Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati di Taman Pujaan Bangsa Margarana, Tabanan, Rabu (20/11) lalu
Peristiwa tersebut, selain ditulis dengan tinta emas dalam sejarah Indonesia.
Diharapkan peristiwa pada 1946 tersebut dikisahkan turun-temurun sebagai salah satu teladan utama sikap satria dan kesatria dalam masyarakat Bali.
Sementara itu, Wagub Cok Ace mengatakan bahwa perjuangan dan pengorbanan tanpa pamrih para pahlawan, dalam peristiwa heroic Puputan Margarana tersebut patut dijadikan contoh dan tauladan oleh semua komponen masyarakat pada era kekinian, dalam mengisi Kemerdekaan demi mencapai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur.
“Banyak hal yang dapat diteladani dari peristiwa sejarah masa lalu, salah satunya adalah kebersamaan dalam berbagai perbedaan. Kita boleh berbeda dalam tugas dan fungsi masing-masing, namun hendaknya bersama-sama dalam mewujudkan kesejahteraan sosial,” ujarnya.
Hal itu sesuai dengan tema yang diangkat yakni "Dengan Semangat Puputan Margarana Kita Tumbuh Kembangkan Pahlawan Masa Kini".
Tema tersebut sangat tepat dan relevan, mengingatkan nilai-nilai historikal puputan harus terus ditumbuh kembangkan dan ditransformasikan di Era Kekinian untuk melahirkan pahlawan masa kini.
Bercermin dari konsep nilai perjuangan masa lalu yang diadaptasikan dengan konsep-konsep pembangunan pada masa sekarang.
Peringatan kali ini juga diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya Penyerahan piala, piagam dan hadiah Napak Tilas, Mepeed oleh warga Desa Adat Kelaci, Marga, Peletakan Karangan Bunga oleh Inspektur Upacara dan tabur bunga, serta pembukaan Pameran Pembangunan oleh Wakil Gubernur Bali yang dilanjutkan dengan kunjungan ke stand Pesta Rakyat. (ART/*)