Dialog Perempuan Lintas Agama di Denpasar, FKUB Bali Tekankan Peran Pemuda Hadapi Tantangan Medsos
Admin 2 - atnews
2025-12-24
Bagikan :
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)(ist/Atnews)
Denpasar (Atnews) - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali menegaskan bahwa menjaga kerukunan umat beragama tidak dapat dibebankan hanya kepada pemerintah atau lembaga tertentu.
Peran aktif seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda dan perempuan lintas agama, dinilai menjadi kunci utama dalam merawat harmoni di tengah kemajemukan Bali.
Ketua Umum FKUB Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menekankan bahwa kerukunan umat beragama merupakan fondasi penting dalam pembangunan bangsa. Tanpa suasana yang harmonis, proses pembangunan tidak akan berjalan optimal, terlebih di Bali yang sangat bergantung pada stabilitas sosial dan toleransi antarumat beragama.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum FKUB Provinsi Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, saat Dialog Kerukunan Perempuan dan Generasi Muda Lintas Agama Provinsi Bali di Grand Ballroom Level 6 Four Star by Trans Hotel, Jalan Raya Puputan No.200 Renon, Denpasar, Selasa, 23 Desember 2025.
Menurutnya, generasi muda memegang peranan strategis sebagai agen perubahan di era digital. Tantangan terbesar saat ini adalah derasnya arus informasi di media sosial dan perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang harus disikapi dengan bijak.
"Kita di FKUB Bali khan sudah tua-tua. Jadi, generasi muda itu memang perlu diisi terus dengan kerukunan, karena generasi muda ini yang paling banyak, terutama tantangan di medsos," terangnya.
Ia menambahkan, kemampuan memilah informasi menjadi hal krusial bagi generasi muda agar tidak mudah terprovokasi oleh konten negatif yang berpotensi memecah persatuan.
"Harus bisa memilah-milah, mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk dishare. Bagaimana mengisi konten dan berkomentar di konten. Nah, seperti itu," urainya.
FKUB Bali menilai generasi Z bukan sekadar pengguna teknologi, melainkan kelompok yang memiliki konektivitas lintas negara dan pengaruh besar dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, peran pemuda sangat menentukan dalam menjaga kerukunan umat beragama di tengah dinamika global.
"Jadi, pemuda kunci penjaga kerukunan, karena memiliki semangat dan energi, memiliki kapasitas untuk mengubah dan membawa perubahan positif dalam masyarakat dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi serta memiliki beradaptasi dengan perubahan-perubahan budaya dan lingkungan sekitar," terangnya.
Selain generasi muda, perempuan lintas agama juga dinilai memiliki peran sentral dalam menjaga harmoni sosial, terutama melalui lingkungan keluarga dan aktivitas sosial di masyarakat.
"Nanti, jika kumpul-kumpul di Bali, misalkan mejejaitan, arisan dan lain-lainnya, ngobrolnya soal kerukunan umat beragama pula," tambahnya.
Ia menegaskan, perempuan kerap berada di posisi rentan saat konflik terjadi, namun di saat yang sama justru mampu menjadi inspirasi dan peneduh dalam penyelesaian konflik sosial.
"Melalui dialog antar agama, dan kegiatan-kegiatan sosial dengan memberi ruang dan peran kepada Perempuan untuk dapat berkontribusi untuk mendorong kerukunan," ungkapnya.
Antusiasme peserta dari kalangan generasi muda dan perempuan lintas agama pun mendapat apresiasi tinggi dari FKUB Bali. Kehadiran peserta bahkan melampaui kapasitas undangan yang disediakan.
"Semua yang tadi itu membanggakan dan membahagiakan, karena undangan itu melebihi yang datang. Ya, ibaratnya 110 persen yang datang. Jadi, tempat duduk sampai penuh," urainya.
Ia menutup dengan menegaskan bahwa menjaga kerukunan umat beragama merupakan tanggung jawab bersama, meskipun pemerintah tetap berada di garis terdepan.
"Meski begitu kita semuanya tidak boleh berpangku tangan harus membantu Pemerintah didalam merawat dan menjaga kerukunan demi tanah air tercinta," pungkasnya. (WIG/002).