Banner Bawah

Refleksi Raina Anggarkasih Medangsia, Tantangan Kepemimpinan Bali di Tengah Risiko Tinggi Bencana Banjir Bandang

Admin - atnews

2025-12-10
Bagikan :
Dokumentasi dari - Refleksi Raina Anggarkasih Medangsia, Tantangan Kepemimpinan Bali di Tengah Risiko Tinggi Bencana Banjir Bandang
Jro Gde Sudibya (ist/Atnews)

Oleh Jro Gde Sudibya
Hari ini, Selasa, 9 Desember 2025, raina Anggarkasih Medangsia, Puja Wali ring Pura Luur Andakasa, di Selatan Pulau Bali, pemujaan Tuhan Brahma dengan pengurip 9. Ring Pura Goa Lawah di Tenggara Pulau Bali pemujaan Tuhan Maheswara dengan pengurip 8. Ring Pura Luur Uluwatu Ring Nreti (Barat Daya Pulau Bali) pemujaan Tuhan Rudra dengan pengurip 3.

Sekadar mengingatkan, setiap penggantian 2 rah windhu, setiap 100 tahun berlangsung upakara besar di Besakih, Eka Dasa Rudra,  pemujaan 11 Tuhan Rudra sebagai Tuhan yang tertinggi, dengan kekuatan "mepralina" sangat dashyat.

Rangkaian upacara di "ring jejer kemiri pura" di atas, mengingatkan kembali akan sikap religius masyarakat Bali,  dengan ciri-ciri dasar prilakunya: integritas, pengabdian dan kerelaan berkorban secara berkelanjutan. Religoisitas yang dibumikan membentuk ethos kerja, peradaban dan kebudayaan dalam kurun waktunya yang panjang.

Religiositas yang sekarang menghadapi tantangan, di tengah Bali dihadapkan kepada darurat lingkungan, krisis dan kerusakan lingkungan yang nyaris tak terpulihkan. Perlu perubahan mendasar bagi prilaku manusia Bali, dengan landasan filosofis, prilaku yang melahirkan krisis bukanlah karakter dan sifat yang mampu menyelesaikan krisis.

Diperlukan paradigma baru kehidupan dalam merespos krisis lingkungan dan darurat lingkungan, berbasis nilai: integritas, dedikasi dan kerelaan berkorban.

Prilaku yang kontradiktif, berlawanan, tidak jujur (korup), sarat pamrih, ketidak-relaan berkorban akan membuat kondisi lingkungan alam Bali semakin memburuk.

Tantangan yang harus dijawab pemimpin  Bali, tuan-puan penguasa dalam pemahaman  agama tradisional  diberikan "label" Guru Wisesa nyaris setingkat dengan Tri Guru lainnya: Guru Rupaka, Guru Pengajian dan Guru Swadyaya (Tuhan itu sendiri).
Dalam ungkapan latin dinyatakan "noblige oblige" kehormatan adalah sebuah tanggung-jawab, bukan "aji mumpung"  untuk berbuat  semena-mena terhadap Alam, mengacaukan tata ruang dan sekadar "lips service"  menyangkut kepentingan petani.

Religiositas manusia Bali memasuki batu uji di tengah  darurat dan krisis iklim dalam bentuk bencana hidrometrologi yang begitu nyata: banjir bandang, rob dan kebakaran hutan.

*) Jro Gde Sudibya, intelektual Hindu, pengamat:  ekonomi, lingkungan  dan kecenderungan masa depan.
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Gubernur Koster Tirta Yatra Memohon Kesejahteraan Masyarakat Bali 

Terpopuler

Ingatkan OUV, Gaduh Jatiluwih Diakui UNESCO, Dewantama; Pemerintah Ingkar Janji!

Ingatkan OUV, Gaduh Jatiluwih Diakui UNESCO, Dewantama; Pemerintah Ingkar Janji!

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

13 Bangunan Pariwisata di WBD Jatiluwih yang Diakui UNESCO, Satpol Pasangi PP Line Langgar Aturan Tata Ruang, LSD dan LP2B 

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

UNESCO Subak Jatiluwih: Dari Janji Pelestarian Jadi Ujian Kejujuran Bali di Mata Dunia

UNESCO Subak Jatiluwih: Dari Janji Pelestarian Jadi Ujian Kejujuran Bali di Mata Dunia

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

GPS: Investor Asing Abal-Abal & Modus Magnum, Bahaya PMA Fiktif di Bali

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar

Usut Tuntas 'Proyek Siluman' di Mangrove Tahura Ngurah Rai Denpasar