Banner Bawah

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Admin - atnews

2025-10-04
Bagikan :
Dokumentasi dari - Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas
 Jro Gde Sudibya (ist/Atnews)

Oleh Jro Gde Sudibya
Negarawan, Bapak Pendiri India Mahatma Gandhi lahir 2 Oktober 1869, meninggal 30 Januari 1948, ditembak oleh seorang pemuda Hindu radikal. Konon sebelum menghembuskan nafas terakhir, negarawan ini mengucapkan  pemberian maaf bagi penembaknya, gambaran nyata Gandhiji memegang sikap hidup Ahimsa (politik emoh kekerasan) yang dilandasi oleh sikap kasih sayang.

Gandhiji adalah "guru" politik Soekarno sebagai mana ditulis oleh Soekarno dalam banyak tulisan. Pilihan kehidupan Soekarno untuk mengabdi pada negeri, politik tanpa kekerasan, sebagaimana diakui Soekarno diinspirasi oleh tulisan Gandhiji. Demikian juga Soetan Sjahrir yang sangat terkesima oleh pilihan politik Gandhiji, dimana politik adalah gerakan moral yang kemudian menjadi kekuatan moral (moral force).

Dalam perayaan ulang tahun Gandhi yang ke 156 tahun -Gandhi Jayayanthi-, menyimak realitas sosial yang ada, dimana kerja politik merupakan bagian dari industri kekuasaan, untuk  mempertahankan kekuasaan  (power feed to power), dengan menghalalkan semua cara, "menelikung" konstitusi, menggunakan hukum sebagai alat kekuasaan untuk memukul lawan dan atau punya potensi menjadi lawan. Korupsi kekuasaan yang meluluh-lantakkan lingkungan dan melahirkan kesenjangan pendapatan dan ketidakadilan sosial ekonomi yang begitu timpang. Gambaran dari prilaku umum elite kekuasaan yang berada di titik nadir etika dan moralitas politik.

Tujuh Dosa Sosial -Seven Social Sins- memberikan penggambaran yang lebih jelas terhadap fenomena kekuasaan dan fenomena sosial dari titik nadir etika dan moralitas politik ydm.
1.Politic without Principles -Politik tanpa Prinsip-.
2.Business without Morality -Bisnis tanpa Moralitas.
3.Wealth without Work -Pencarian Kekayaan tanpa Upaya Kerja-.
4.Education without Character -Pendidikan tanpa Karakter-.
5.Scientific without Humanity -Iptek tanpa nilai-nilai kemanusiaan-.
6.Leissure without Consience - Pencarian Kesenangan tanpa Upaya Pembatasan Diri-.
7.Pray to God without Sacrifice -Pemujaan kepada Tuhan tanpa Kerelaan Berkorban-.

*) Jro Gde Sudibya, intelektual Hindu, pembelajar pemikiran Mahatma Gandhi, Svami Vivekananda.
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Mandirikan Ekonomi Daerah, Bangkitkan Semua Inovasi

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Sewa Pertokoan di Dalung

Sewa Pertokoan di Dalung

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif