Banner Bawah

Sapi, Hewan Suci untuk Semua

Admin - atnews

2025-09-05
Bagikan :
Dokumentasi dari - Sapi, Hewan Suci untuk Semua
Sapi (ist/Atnews)

Oleh Ashwini Guruji, dari Dhyan Ashram
Islam adalah agama yang indah, yang berbicara tentang kesetaraan, perdamaian, dan kasih sayang. Sebagian besar teks Islam ditulis dalam bahasa Persia, sebuah bahasa yang sangat kaya, yang melahirkan karya sastra dan puisi mendalam, yang memberikan pengaruh besar pada kehidupan manusia. Sepanjang sejarah telah lahir para pemikir dan filsuf besar seperti Bukhari, Rudaki, Ferdowsi, Al-Ghazali, dan yang lainnya.
 
Al-Qur’an berbicara tentang kasih sayang terhadap semua makhluk hidup. “Tidak ada seekor binatang melata pun di bumi dan tidak (pula) burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (seperti) kamu.” (Qur’an, 6:38, surah Al-An’am, atau Hewan Ternak). Imam Hazrat Ali dalam kitab Nahjul Balagha menasihati kaum muslim agar tidak menjadikan perut mereka sebagai kuburan bagi hewan dan burung yang tak berdosa.

Ferdowsi dalam karya terkenalnya Shah-nameh menyoroti pentingnya sapi melalui sosok Barmayeh, yang menjadi ibu susu bagi Fereydun, yang membesarkannya hingga ia menjadi seorang pejuang tangguh dan menuntut balas atas terbunuhnya sapi ajaib tersebut serta ayahnya, dengan menghukum Zahhak dan kemudian naik takhta. 

Al-Ghazali dalam Ihya Ulum al-Din mencatat bahwa daging sapi dapat menimbulkan penyakit, susunya mengandung khasiat penyembuh, dan mentega murni (ghee) memiliki khasiat obat. Ulama hadis terkenal, Tabarani, memperkuat pandangan ini dalam Al-Jami. Terbaru, Maulvi Mohammad Ismail menulis sebuah puisi yang diajarkan di sekolah dasar hingga tahun 1960an, yang mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas penciptaan makhluk yang penuh kebaikan seperti sapi.
 
Sayangnya, para filsuf dan pemikir seperti itu tampaknya telah lenyap atau setidaknya menjadi sangat langka, khususnya di India. Saat negara-negara seperti Iran telah mematuhi ajaran-ajaran Islam dan memberlakukan larangan penuh terhadap penyembelihan sapi, di negeri kita sendiri Hadis dan Al-Qur’an justru sering diabaikan secara terang-terangan.
 
Menurut Fiqh-us-Sunnah, Jilid 3, Nomor 104, Nabi Muhammad pernah ditanya oleh para sahabatnya apakah kebaikan kepada hewan akan diberi ganjaran di akhirat. Beliau menjawab: “Ya, ada pahala yang mulia untuk setiap kebaikan kepada makhluk hidup.”
 
Kitab Weda pun menggemakan pemikiran serupa. Sapi disebut Dhenu dalam Weda. Atharvaveda (11.1.34) menyebutkan dhenu sadanam rayeenaam, yang berarti sapi adalah sumber segala anugerah. Sapi memang sumber hidup bagi semua ciptaan; susu dan turunannya—seperti ghee, yoghurt tradisonal, mentega, dan lain sebagainya, merupakan komponen penting dalam pola makan manusia; kotorannya menjadi bahan bakar dan pupuk alami, yang juga dapat melindungi dari radiasi; sementara urinnya berfungsi sebagai pestisida alami dan dapat digunakan sebagai obat.
 
Sukta ke-28 dari Mandala ke-6 Rigveda mengarahkan semua orang untuk memastikan sapi terbebas dari penderitaan dan dijaga agar tetap sehat. Bahkan sapi disebut aditi dalam Rigveda, yaitu makhluk yang tidak boleh dipotong-potong (Maa gaamanaagaamaditim vadhishta – Rigveda 8.101.15), dan penyembelihan sapi disebut sebagai kejahatan yang sama beratnya dengan pembunuhan manusia (Aare gohaa nrhaa vadho vo astu – Rigveda 7.56.17). 

Sapi adalah makhluk cerdas, dan dampak karma dari menyakitinya sangatlah berat, sementara manfaat karma dari merawatnya juga berlipat ganda. Berbagai budaya menggambarkan manfaat menjaga dan mengabdi pada hewan ini. Dikatakan bahwa jika seseorang rutin memberi makan sapi dan sapi itu menjilat kepalanya, bakat terpendam di dalam dirinya akan berkembang. Hal ini terbukti pada Santo Kabir yang agung—kemampuan puitisnya baru termanifestasi setelah kepalanya dijilat oleh seekor sapi.
 
Di India, sapi dihormati dan dilindungi baik oleh umat Hindu maupun Muslim sepanjang sejarah. Sayyiduna Abd Allah ibn Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Seorang muslim wajib mendengar dan taat kepada penguasa, selama ia tidak diperintahkan untuk melakukan dosa.” (Sahih al-Bukhari, No. 2796). Babar memerintahkan Humayun untuk tidak membunuh sapi. Fatwa-e-Humayuni menyatakan bahwa penyembelihan sapi bukanlah hukum dalam Islam. Dahulu, terdapat rasa saling menghormati dan mengagumi antara kedua agama tersebut, yang kemudian terganggu oleh para penguasa kolonial. Kini, ada kebutuhan mendesak untuk menghadirkan kembali kebersamaan antara umat Hindu dan Muslim dengan menghilangkan keraguan tentang agama. Perlindungan terhadap sapi bisa dijadikan titik temu, karena kedua agama sama-sama membicarakannya. Keduanya sepakat bahwa susunya adalah nektar, sedangkan dagingnya adalah kematian, yang juga terbukti secara medis. Daging sapi mengandung kadar koagulan tinggi yang dapat mengentalkan darah, mengganggu fungsi normal tubuh, dan memicu penyakit kardiovaskular.
 
Semua agama menekankan hukum karma (aksi dan reaksi). Kita hanya bisa membayangkan apa yang sedang kita datangkan untuk diri kita sendiri dengan menyakiti sapi yang selama ini memberi makan dan merawat kita. Dampaknya pada tubuh akan terasa seketika, dampaknya pada kehidupan akan tampak dalam beberapa tahun, dan penderitaan yang kini dialami peradaban manusia kemungkinan besar merupakan akibat dari hal ini.
 
Ada pepatah lama yang mengatakan bahwa di kerajaan yang makmur dan berlimpah, sungai-sungai susu mengalir, sedangkan di kerajaan yang mengalami kehancuran, sungai-sungai darah yang mengalir di sana.
 
*) Ashwini Guru Ji adalah sumber energi dan inspirasi di balik berbagai inisiatif Dhyan Foundation. Beliau merupakan Cahaya Penuntun bagi Dhyan Foundation dan seorang pakar dalam ilmu-ilmu Weda. Bukunya, Sanatan Kriya, The Ageless Dimension, adala tesis tentang anti-penuaan yang telah diakui. Dhyan Foundation menyelenggarakan sesi Sanatan Kriya secara rutin di berbagai belahan dunia. Untuk informasi lebih lanjut kunjungi www.dhyanfoundation.com atau kirim email ke @dhyanfoundation.com.
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Kasum TNI Keynote Speech Rakornas Penanggulangan Bencana di Surabaya

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Sewa Pertokoan di Dalung

Sewa Pertokoan di Dalung

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Desa Wisata Pemuteran, Mengenang Sang Perintis AA Prana (alm) Seorang Social Entrepreuner

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Kenapa Umat Hindu Etnis Indonesia Tak Merayakan Diwali?

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah

Festival Bahari di Laut Bondalem, Keren dan Menyejarah