Masyarakat Menjerit Kelangkaan Gas 3 Kg di Denpasar
Admin - atnews
2025-08-06
Bagikan :
Anggota DPRD Kota Denpasar, Ketut Ngurah Aryawan (ist/Atnews)
Denpasar (Atnews) - Kelangkaan gas elpiji 3 kg dikenal gas melon kembali memicu amarah warga Kota Denpasar.
Pasokan yang semakin sulit dicari di tingkat pengecer membuat masyarakat menjerit, apalagi di tengah kebutuhan pokok yang terus melambung.
Anggota DPRD Kota Denpasar, Ketut Ngurah Aryawan, SH, angkat bicara dengan nada keras soal krisis distribusi gas bersubsidi ini. Ia mempertanyakan ke mana sebenarnya aliran gas melon tersebut, yang seharusnya diperuntukkan bagi masyarakat kecil.
"Sudah berulang kali terjadi, tapi sampai sekarang tidak ada langkah konkret. Ini bukan masalah kecil. Kemana larinya gas melon ini? Jangan sampai ada permainan distribusi atau ulah spekulan yang bermain di belakang," tegas Ketut Aryawan, kepada awak media pada Selasa (5/8/2025).
Politisi asal Denpasar Barat itu menyoroti lemahnya pengawasan dari pihak-pihak terkait, mulai dari agen hingga aparat pemerintah yang seharusnya mengawal distribusi subsidi agar tepat sasaran. Ia menilai kelangkaan gas 3 kg ini bukan semata-mata karena faktor permintaan, melainkan ada indikasi kuat terjadi kebocoran jalur distribusi.
"Jangan biarkan warga susah mendapatkan haknya. Gas melon ini untuk rakyat kecil, bukan untuk industri besar. Aparat penegak hukum dan instansi terkait harus bergerak cepat, bongkar tuntas siapa yang bermain," desaknya.
Ketut Aryawan juga meminta Pemkot Denpasar dan Pertamina segera turun ke lapangan, memastikan distribusi gas berjalan transparan. Ia mengingatkan bahwa persoalan gas subsidi menyentuh hajat hidup orang banyak, sehingga tidak bisa dianggap remeh.
"Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban. Kalau dibiarkan, rakyat bisa kehilangan kepercayaan. Denpasar ini kota besar, masa urusan gas saja tidak bisa diselesaikan?" pungkasnya dengan nada tinggi.
Hingga berita ini diturunkan, kelangkaan gas melon di sejumlah wilayah Denpasar, seperti di daerah Padangsambian masih berlangsung. Sementara pihak Pertamina dan Pemkot Denpasar belum memberikan pernyataan resmi terkait kondisi ini. (Z/001)