Banner Bawah

Pilkada Den Bukit 2024, Temukan Kembali Kearifan Kepemimpinan Spiritual di Tanah Bali Utara

Admin - atnews

2024-06-29
Bagikan :
Dokumentasi dari - Pilkada Den Bukit 2024, Temukan Kembali Kearifan Kepemimpinan Spiritual di Tanah Bali Utara
Slider 1

Buleleng (Atnews) - Jro Gde Sudibya, Pendiri, sekretaris LSM Kuturan Dharma Budaya, mensosialisasikan pemikiran Mpu Kuturan sesuai dengan konteks zamannya.

Ia mengatakan sebuah kilas balik, Buleleng menurut seorang sejarawan, berasal dari nama sejenis jagung yang ditemukan di Desa Sukasada, di sebelah selatan Singaraja. Sedangkan, dalam perspektif holistik kosmologi ruang Bali, Bentang Alam "jejer kemiri" Bukit dari Bantiran (di Barat) sampai Tejakula (di Timur).

Dalam perjalanan sejarah panjang manusia  penghuni Den Bukit, menemukan kembali Jati Diri Kepemimpinan Den Bukit (self discovery of Den Bukit leadership), menjadi amat sangat penting untuk digali.

Menyebut beberapa mutiara dari kepemimpinan tersebut: pertama, kepemimpinan berbasis rohani, spiritual based leadership, sebagaimana jejer kemiri Bukit tersebut, tempat metirtha yatra para Rsi di era Bali Pertengahan (dimulai dari era kepemimpinan Gunapriya Dharmapatni - Udayana Warmadewa). 

Kepemimpinan berbasis spiritual, sudah menjelaskan dengan sendirinya (self explanatoin) dari: filsafat, etika dan moral kepemimpinan itu sendiri. Yang kemudian dibumikan dalam karakter, komitment dan gaya kepemimpinan (style of leadership).

Kedua, wilayah Den Bukit, menurut seorang antropolog Belanda disebut sebagai "Bumi Panas", karena topografi  ruangnya, angin panas dari lautan segera "menabrak" Bukit yang membentang dari Bantiran sampai Tejakula, sehingga umumnya  sebut saja secara iklim menjadi sangat  ideal dalam budi daya pertanian dan perkebunan. 

Ketiga, sebut saja mayoritas penghuninya, berasal dari manusia Bali Pegunungan yang relatif mapan dari perspektif peradaban Bali Mula, yang mencapai puncaknya di era kepemimpinan Raja Cri Aji Jayapangus. 

Bertemu, "berasimilasi" dengan para kesatria kerajaan Gelgel, yang meninggalkan kerajaan pasca pemberontakan di Gelgel.

Sebut saja "akulturasi" dari dua sub kultur ini, melahirkan nilai-nilai kehidupan di sebuah kabupaten yang bernama Buleleng dengan cirinya yang menonjol: egaliter, terbuka, kritis, demokratis dan relatif siap menerima perubahan.

Sementara itu, Pesta Demokrasi Pemilukada tahun 2024 akan berlangsung serentak pada tanggal 27 November. Masyarakat Buleleng akan memilih Calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng. Penjabat (Pj.) Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana meminta agar seluruh calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng yang hadir dalam diskusi politik untuk melanjutkan program-program yang telah tersusun sampai tahun 2045. 

Demikian terungkap dalam Diskusi Politik yang digelar Komunitas Jurnalis Buleleng (KJB) di Gedung Wanita Laksmi Graha Singaraja, Kamis, (27/6).
Selama dua tahun kepemimpinan Pj. Lihadnyana dalam program kerjanya membangun Buleleng telah menerima banyak apresiasi dari Pemerintah Pusat atas peningkatan kesejahteraan masyarakat, baik dalam penanganan inflasi, pendidikan, kemiskinan ekstrem hingga peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). 

Atas gebrakan besar dalam pengoptimalis pengelolaan keuangan daerah menjadikan apresiasi itu dapat diraih. Berkaitan dengan tema diskusi politik “Siapa Paling Siap Jadi Pilot Den Bukit” pagi ini, PJ. Lihadnyana menitipkan programnya yang telah disusun hingga tahun 2045 kepada calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng yang nanti terpilih pada Pilkada tanggal 27 November 2024.

“Saya sudah menyusun program-program peningkatan pembangunan Buleleng sampai dengan tahun 2045, jadi Saya titip program ini kepada Bupati dan Wakil Bupati Buleleng terpilih nanti. Program ini sudah sukses menuntaskan kemiskinan ekstrem menjadi nol,” ujar Pj.  Lihadnyana.

Sementara itu dalam laporan Presiden KJB, Putu Nova Anita Putra menyampaikan 
tema diskusi “Siapa Paling Siap Jadi Pilot Den Bukit”,  mengandung arti agar sesuatu saat nanti terpilih Pemimpin Buleleng yang dapat membawa Buleleng lebih maju dan lebih mensejahterakan masyarakat. Terkait ini, pihaknya berharap besar dari para calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng yang hadir pagi ini untuk dapat memaparkan gagasan-gagasannya dalam membangun Buleleng, sehingga dapat diketahui masyarakat untuk kemudian menjadi dasar pilihan hati pada tanggal 27 November 2024.

 “Diskusi ini untuk meningkatkan nilai-nilai demokrasi dan politik yang transparan kepada masyarakat. Gagasan dari para calon sangat penting disampaikan hari ini untuk kemudian menjadi dasar pilihan masyarakat pada Pilkada nanti,” pungkas Putu Nova.

Sedangkan bakal calon bupati Buleleng yang hadir adalah Ketua DPD Partai Golkar Bali Nyoman Sugawa Korry yang juga sebagai Wakil Ketua DPRD Bali, mantan Wakil Bupati Buleleng dua periode dari PDIP Nyoman Sutjidra, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna, Ketua BMI Buleleng dr. Nyoman Sedana Putra, mantan Ketua DPRD Buleleng kini politisi Partai Demokrat Dewa Nyoman Sukrawan, advokat Kadek Doni Riana, dan AA Wiranata Kusuma.

Tampak hadir pada diskusi politik itu, mantan Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, Ketua Bawaslu, utusan KPU, Kapolres Buleleng Ida Bagus Widwan Sutadi, tokoh-tokoh masyarakat, LSM, Organisasi kemasyarakatan, FKUB, FPK,  mahasiswa. (GAB/WAN/001)

Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Antiga Siapkan TOSS untuk Sampah Plastik

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Sewa Pertokoan di Dalung

Sewa Pertokoan di Dalung

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif