Banner Bawah

Undiksha Singaraja Lantik 42 Orang Dokter

Admin - atnews

2024-06-19
Bagikan :
Dokumentasi dari - Undiksha Singaraja Lantik 42 Orang Dokter
Slider 1

Buleleng (Atnews) - Fakultas Kedokteran Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali melantik dan mengambil dan sumpah 42 orang dokter angkatan pertama tahun 2018, Rabu (19/6/2024). Pelantikan dan pengambilan sumpah ini dilakukan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Undiksha Prof. Dr. M. Ahmad Djojosugito, dr. Sp.OT(K), MHA, MBA.

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran Undiksha dr. I Putu Suriyasa, M.S., PKK.,SP.OK., mengatakan, dari 44 mahasiswa yang memasuki pendidikan profesi dokter angakatan 2018, yang berhasil menyelesaikan 56 sks dan lolos dalam uji kompetensi mahasiswa pendidikan profesi dokter (UKM PPD) baik OSCE maupun CBT adalah sebanyak 42 mahasiswa dengan rata-rata IPK 3,73. 

IPK tertinggi berhasil diraih oleh dr. I Gusti Agung Mirah Puspitayani, S.Ked dengan IPK 3,87. Nilai UKM PPD OSCE tertinggi diraih oleh dr. Luh Made Karuni Kartikasari, S.Ked. Sedangkan, nilai UKM PPD CBT tertinggi diraih oleh dr. Bayu Pramana Suryawan Putra, S.Ked., dr. Ni Komang Ayu Mirah Widyantari, S.Ked., dr. Pande Putu Aristra Indra Pratama, S.Ked., dan dr. Rama Vinu Iswayan, S.Ked. 

Rektor Undiksha Prof. Lasmawan dalam sambutannya mengemukakan, ini adalah hari yang membahagiakan karena untuk pertama kalinya Undiksha melahirkan 42 orang dokter muda dari angkatan pertama. Disampaikan, secara akumulatif tingkat kelulusan UKM PPD Undiksha jauh di atas rata-rata nasional, baik OSCE maupun CBTnya. Oleh sebab itu, ia optimis akreditasi prodi kedokteran bisa menuju unggul ke depan. "Dengan kebersamaan, dengan pesaje semuanya mungkin di lakukan. Tapi ingat pesaje, bukan kepura-puraan". 

Rektor asal Desa Bonyoh, Kintamani ini berharap Prodi Kedokteran dan Fakultas Kedokteran ke depannya bisa berkembang dan berdaya saing. Hal ini tentunya didukung dengan peningkatan sumber daya, fasilitas pembelajarannya, dan pendanaannya. 

Ia juga menyampaikan, berdasarkan study WHO, problem terbesar kesehatan dunia ke depan adalah keteriringan kemajuan teknologi kedokteran dengan abrasi moral para dokter. Oleh sebab itu, sebagai seorang dokter pemahaman dan keterampilan untuk menguasai dan terampil menggunakan teknologi kesehatan adalah sebuah keharusan karena pada saatnya anda akan dihadapkan pada situasi pertaruhan moral kemanusiaan, pertaruhan akademik, dan teknologi kedokteran adalah jawabannya. Maka dari itu, para dokter muda diingatkan untuk jangan pernah berhenti belajar karena belajar adalah hidup. (WAN)


.
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Gubernur Koster Sebut Akulturasi Budaya Bali dan Tiongkok Sudah Turun Temurun

Terpopuler

Pisah Sambut Kajati Bali, Penegakan Hukum yang Adil dan Kesejahteraan Masyarakat

Pisah Sambut Kajati Bali, Penegakan Hukum yang Adil dan Kesejahteraan Masyarakat

Universitas Bali Dwipa dan ATRO Bali Peduli Lingkungan, Aksi Nyata Green Campus “Jana Kerthi”

Universitas Bali Dwipa dan ATRO Bali Peduli Lingkungan, Aksi Nyata Green Campus “Jana Kerthi”

POM MIGO KAORI

POM MIGO KAORI

Denpasar - Darwin, Jajaki Kerjasama Bidang Pelabuhan dan Logistik

Denpasar - Darwin, Jajaki Kerjasama Bidang Pelabuhan dan Logistik

Proses Seleksi Rektor UNHI Berjalan Sesuai Statuta, PHDI Tegaskan Sikap Netral dan Dukung Profesionalisme Kampus

Proses Seleksi Rektor UNHI Berjalan Sesuai Statuta, PHDI Tegaskan Sikap Netral dan Dukung Profesionalisme Kampus

SPKLU Center Pertama di Bali Resmi Beroperasi di Denpasar

SPKLU Center Pertama di Bali Resmi Beroperasi di Denpasar