Banner Bawah

Kurangi ke TPA, Sugawa Korry: Penanganan Sampah Berkelanjutan di Buleleng

Admin - atnews

2024-06-07
Bagikan :
Dokumentasi dari - Kurangi ke TPA, Sugawa Korry: Penanganan Sampah Berkelanjutan di Buleleng
Slider 1

Buleleng (Atnews) - Produksi Sampah di Kabupaten  Buleleng nencapai 153 kubik/hari, baik organik maupun anorganik. Permasalahan sampah di Buleleng kini mendapat perhatian serius dari Dr. I Nyoman Sugawa Korry, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali. Kepada Wartawan, Kamis(6/6), Sugawa Korry menegaskan bahwa penanganan sampah yang selama ini diabaikan harus segera diatasi melalui pendekatan yang menyeluruh, yaitu di hulu, di tengah, dan di hilir.

“Masalah sampah adalah masalah serius yang diabaikan penanganannya sampai saat ini. Menurut saya, persoalan sampah di Buleleng harus diatasi dengan tiga cara: di hulu, di tengah, dan di hilir,” ujar Dr. Sugawa Korry.

Di Hulu (Desa-Desa):  Dr. Sugawa Korry mengusulkan agar Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diberdayakan untuk mengolah sampah dalam skala desa. "Kita harus mengarahkan BUMDes untuk dibantu dan dididik dalam mengolah sampah dalam kapasitas desa. Produk hasil pengolahan, seperti pupuk organik, dapat dibeli oleh Perusahaan Daerah (Perusda)," jelasnya. Dengan langkah ini, desa-desa diharapkan dapat mengelola sampah secara mandiri dan produktif, serta menghasilkan produk yang bermanfaat.

Di Tengah (Produsen Sampah Besar),  Ia juga menekankan pentingnya dukungan pengolahan sampah bagi produsen sampah besar seperti pasar dan industri. "Para produsen sampah besar harus didukung dalam pengolahan sampah skala mereka. Produk hasil pengolahan ini bisa dibeli oleh Perusda atau dijual di pasar umum," tambahnya. 

Hal ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang langsung dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan memanfaatkan sampah sebagai sumber ekonomi.

Di Hilir (TPA): Untuk penanganan di hilir, Dr. Sugawa Korry menyarankan agar Buleleng belajar dari daerah lain yang telah berhasil dalam mengelola sampah. 

"Kita bisa belajar dari pola Banyumas atau daerah lain yang sudah berhasil dalam pengelolaan TPA," katanya. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan sistem pengelolaan sampah di TPA.

Lebih lanjut, Dr. Sugawa Korry menjelaskan bahwa produk pengolahan sampah seperti pupuk organik yang dibeli oleh Perusda nantinya akan dibeli oleh Pemerintah Daerah Buleleng. 

"Selanjutnya, pupuk ini akan diberikan kepada subak untuk dibagikan kepada anggota subak secara gratis," ungkapnya. Dengan demikian, pengolahan sampah tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Dr. Sugawa Korry yakin bahwa dengan pendekatan yang menyeluruh ini, masalah sampah di Buleleng dapat diatasi dengan baik dan cepat. Beliau berharap upaya ini akan membawa dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi masyarakat setempat, serta memperkuat kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan. (WAN)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Usai Nabrak Pengemudi Truk Galian C Kabur

Terpopuler

Pisah Sambut Kajati Bali, Penegakan Hukum yang Adil dan Kesejahteraan Masyarakat

Pisah Sambut Kajati Bali, Penegakan Hukum yang Adil dan Kesejahteraan Masyarakat

Peek into Your Past and Delve Deeper into Yagyas 

Peek into Your Past and Delve Deeper into Yagyas 

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

Pelantikan Pejabat Eselon III Lingkungan Kejati Bali, Kajati Chatarina; The Right Person in The Right Place

Pelantikan Pejabat Eselon III Lingkungan Kejati Bali, Kajati Chatarina; The Right Person in The Right Place

Resmikan Tugu CBP Rupiah, Jaga Stabilitas, Kemandirian dan Keberlanjutan Ekonomi Bangsa

Resmikan Tugu CBP Rupiah, Jaga Stabilitas, Kemandirian dan Keberlanjutan Ekonomi Bangsa

Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional, Menyimpan Karbon Empat hingga Lima Kali lebih Besar Dibandingkan Hutan Daratan

Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove Nasional, Menyimpan Karbon Empat hingga Lima Kali lebih Besar Dibandingkan Hutan Daratan