Sawah di Canggu Menyusut, Mangku Pastika Dorong BUPDA Kelola Aset Pemprov. Bali Sinergikan Pariwisata dan Pertanian
Admin - atnews
2024-04-09
Bagikan :
Slider 1
Badung (Atnews) - Anggota DPD RI Dapil Bali Made Mangku Pastika mengingatkan Baga Utsaha Padruwen Desa Adat-Unit Usaha Desa Adat (BUPDA) Canggu agar memberikan kesejahteraan bagi krama (warga) secara berkesinambungan.
Perkembangan pariwisata Desa Adat Canggu, Badung begitu pesat. Bahkan pada masa pandemi Covid-19 mampu menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badung begitu besar.
Dengan potensi pariwisata begitu besar dan didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang maju dan moderen mampu mengelola Desa Adat Canggu dengan baik dan pro pada lingkungan.
Meskipun BUPDA Canggu baru setahun berdiri tetapi sudah tumbuh bagus memiliki keuntungan mencapai Rp2 Miliar.
“BUPDA-nya keren. Baru bangun sudah bisa lari. Ini tidak terlepas dari peran orang-orangnya yang kompeten mengelola lembaga ini,” ujar Mangku Pastika saat Reses di BUPDA Canggu, Badung, Selasa (9/4).
Reses mengangkat tema “BUPDA: Upaya Meningkatkan Ekonomi Desa Adat” menghadirkan Bendesa Adat Canggu I Wayan Suarsana, Ketua BUPDA Canggu Ni Kadek Dwi Indah Paramita dan jajaran pengurus dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara, Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja.
Untuk itu, perkembangan Canggu belakangan ini begitu hebat dan luar biasa. Diharapkan mampu menjaga budaya serta melakukan adaptasi perkembangan zaman.
Mangku Pastika menyebut aset Pemerintah Bali banyak tersebar di Desa Adat Canggu mulai luasan hektaran hingga skala are.
Apabila aset Pemerintah Bali bisa digarap oleh Desa Adat melalui BUPDA Canggu diyakini bisa mensejahterakan masyarakat lebih banyak.
“Dulu saat Gubernur, saya kemari dan di sini banyak aset provinsi. Kalau aset ini bisa diurus dan dikelola dengan baik maka provinsi akan sangat kaya. Saya waktu itu ingin pemprov bisa hidup dari pengelolaan aset-aset ini,” ujarnya.
Salah satunya, aset tanah Pemrov. Bali mencapai 2,8 hektare. Sebagian besar masih lahan hijau atau sawah (Subak), kolam dengan pemandangan indah di tengah gempuran pembangunan akomodasi pariwisata.
Selain itu, pada aset kawasan tanah tersebut sudah dibangun pengolahan sampah yang kini terbengkalai. Bahkan Pemerintah Provinsi Bali semasa kepemimpinan menjadi Gubernur Bali 2008-2018 merancang pembangunan pusat perdagangan hasil pertanian organik yang dilengkapi dengan fasilitas pelatihan dan bimbingan sertifikasi pada kawasan aset tersebut.
Namun rencana itu belum realisasi karena berakhirnya masa jabatan, padahal kajian hingga desain pembangunan (masterplan) sudah ada dokumen lengkap.
Menurut dia, di tempat itu akan dapat dilihat proses pertanian dari hulu ke hilir, yakni dari proses pembibitan bahkan sampai menjadi produk dan kemasan yang organik sehingga terwujud Bali Clean and Green.
Maka dari itu, Bendesa Adat Canggu didorong segera melakukan pengajuan pengelolaan aset Pemprov. Bali sehingga pariwisata dan pertanian bisa bersinergi.
Apabila hal itu bisa terwujud, Desa Adat Canggu bisa menjadi percontohan dalam kelola aset pemerintah yang terbengkalai belasan tahun.
Dalam reses ke BUPDA Canggu, Mangku Pastika sempat mengunjungi kawasan persawahan Canggu.
Selain sampah, yang menjadi tantangan ke depan adalah makin menyusutnya lahan sawah. Dari seratus hektar lebih sawah, saat ini hanya tinggal sekitar 80 hektar.
Menurut Mangku Pastika keberadaan sawah di Canggu penting untuk dijaga kelestariannya. Selain sebagai sumber pangan juga keberadaan sawah akan menjaga kelestarian alam. “Sawah ini bisa menjadi salah satu destinasi yang menarik dan potensial bagi wisatawan,” ujar Mangku Pastika.
Mantan Gubernur Bali dua periode ini juga mengingatkan pentingnya penangangan sampah yang selama ini masih menjadi masalah. “Saya yakin kalau sampah ini dikelola dengan teknologi yang tepat akan bisa ditangani dan menjadi sumber pendapatan yang besar. Keberhasilan penanganan sampah ini akan mengangkat imej Canggu,” tambahnya
Disamping itu, Mangku Pastika merasa kaget menerima aspirasi bahwa awig-awig Desa Adat Canggu belum mendapatkan persetujuan MDA Bali hingga 1,5 tahun.
Sementara itu, Ketua BUPDA Indah Paramita, lembaga yang berdiri Agustus 2022 silam ini berhasil membukukan keuntungan Rp1,9 miliar dari sejumlah unit usaha di antaranya pertokoan, kawasan pantai (pedagang acung surfing) dll. Ke depn BUPDA berencana mengembangkan usaha suplier dan akomodasi.
Ke depan BUPDA berencana menambah sejumlah usaha seperti pengelolaan sampah. “Kami terbentur lahan untuk mengolah sampah yang potensi ekonominya sangat besar,” tambah Bendesa Adat Suarsana.
Saat ini pihaknya sudah membentuk bank sampah di banjar. Bahkan ada pengusaha yang mau membantu pengolahan sampah namun terbentur lahan.
Bendesa Adat Suarsana mengaku sudah melakukan usulan kepada Pemerintah Bali kepada Wayan Koster selaku Gubernur Bali 2018-2024, namun belum mendapatkan jawaban. Sehingga kembali menghadap kepada Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
Maka dari itu, kehadiran Mangku Pastika selaku DPD RI dan juga Gubernur Bali 2008-2018 bisa memdorong realisasi lebih cepat.
Sedangkan usaha LPD, Desa Adat Canggu yang terdiri dari 7 banjar adat dengan 1200 KK saat ini memiliki aset sekitar Rp750 miliar dengan keuntungan Rp7 miliar. Desa adat merancang pendapatan desa adat Rp10 miliar/tahun. “Suatu saat bisa beli aset untuk dikelola adat sehingga dapat meningkatkan ekonomi warga,” harapnya.
Canggu terkenal dengan pantainya yang indah dengan ombaknya yang besar sehingga menjadi primadona kunjungan wisatawan mancanegara. Pelancong asing menyukai olahraga surfing. (GAB/ART/001)