Denpasar (Atnews) - Tabuh Jegog merupakan kesenian khas Kabupaten Jembrana yang dalam penampilannya Mebarung sore tadi mendapat sambutan antusias masyarakat pengunjung arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45.
Tampil di kalangan atau stage yang berada di Timur Gedung Ksiraarnawa itu, Sekaa Jegog Dau Mekar Desa Manistutu Kecamatan Melaya bersama Sekaa Jegog Dau Mekar Desa Manistutu tampil secara silih berganti, diakhiri dengan tabuh mabarung, yakni mereka menabuh secara bersamaan. Disinilah serunya penampilan kedua sekaa tersebut yang mendapatkan aplaus tepuk tangan luar biasa penonton.
Ketua Sekaa Jegog Dau Mekar Desa Manistutu Kecamatan Melaya Jembrana, I Ketut Suarda ditemui disela-sela menyaksikan anak asuhnya unjuk kebolehan menyatakan, sebelum tampil, pihaknya butuh waktu sekitar 2 (dua) bulan untuk katihan. Ia mengakui, tabuh yang ditampilkan memang tidak ada yang baru, dirinya hanya sedikit memodifikasi tabuh-tabuh lama. Seperti tabuh Icah Gede yang menggambarkan situasi gelombang laut yang terkadang besar kecil terkadang indah bergelombang, namun airnya tentu saja tetap asin.
Kesulitan yang ia rasakan dalam menyiapkan Sekaa-nya bisa tampil optimal, yakni dalam mengatur waktu latihan. Ini mengingat para pendukungnya sebagian adalah warganya yang menekuni bidang pertanian. Sekaa Jegog Dau Mekar Desa Manistutu yang berdiri sejak tahun 2020 akhir, kata Suarda ingin turut berkontribusi dalam melestarikan seni budaya Bali khususnya kesenian khas daerah mekepung Kabupaten Jembrana.
Sementara Ketua Sekaa Jegog Praja Budaya Kelurahan Pendem Kecamatan Jembrana Kabupaten Jembrana, Nengah Mina kepada Atnews usai pertunjukan mengemukakan, untuk tampil dalam arena Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-45 ini, dirinya juga butuh waktu sekitar dua bulan. Ditanya soal kesulitan yang dirasakan, kata Nengah Mina, tidak jauh beda dengan Sekaa Jegog Dau Mekar Desa Manistutu, juga kesulitan soal mengatur waktu latihan.
Kata Nengah Mina, karena sebagian pendukungnya adalah anak-anak sekolah, dan mereka bukan hanya ikut mendukung Sekaa Jegog tersebut. Anak-anak juga ikut mendukung Sekaa lain, ikut dalam pembukaan pawai, tentunya ada kesulitan dalam mengatur waktu agar bisa semuanya jalan," ucap Nengah Mina.
Menurutnya, jadwal latihan paling hanya bisa seminggu sekali, dan waktu sedemikian itu dinilai sudah cukup, karena anak-anak asuhnya juga sudah punya dasar cukup kuat dalam seni tabuh.
Sekaa Jegog Dau Mekar Desa Manistutu Kecamatan Melaya Jembrana pada penampilannya itu menyajikan tiga tabuh serta sebuah tarian yang tidak asing lagi, yakni
Tari Makepung. Sementara Sekaa Jegog Praja Budaya Kelurahan Pendem, menampilkanTari Bakti Marga, dan juga tiga tabuh, diantaranya tabuh Trungtungan. Memang yang paling seru dalam penampilan kedua sekaa ini, disaat tampil bersamaan "mabarung" mereka nampak demikian bersemangat dengan ekspresi wajah yang nampak serius dan sedikit tegang. Sementara saat ini ada beberapa pertunjukan yang menyemarakkan arena PKB, diantaranya penampilan Arja Klasik Komunitas Keluarga Kesenian Bali RRI Denpasar mengambil lakon Tamtam, yang juga disaksikan, oleh Istri Gubernur Bali, Ny. Putri Suastini Koster. (IBM).