Banner Bawah

Buah dan Pohonnya: Drestharata Versus Rahwana

Admin - atnews

2022-09-04
Bagikan :
Dokumentasi dari - Buah dan Pohonnya: Drestharata Versus Rahwana
Slider 1

Oleh JMA DR.Ir. I Ketut Puspa Adnyana, MTP.  
Menelusuri sejarah leluhur Wangsa Kuru, baik melalui purana maupun itihasa sungguh memesona. Kali ini menarik untuk dikaji Raja Drestaratha dan Perdana Menteri Widura. Mereka berdua bersaudara tiri. 

Ayah mereka adalah keturunan rsi agung, kakeknya Rsi Parasara (Sapta Rsi), ayahnya Rsi Krishna Dwipayana yang disebut Wedawyasa. Ibu Raja Drestharata bernama Dewi Ambika, janda Raja Citrawirya, sedangkan Ibu Perdana Manteri Widura seorang dayang Dewi Satyawati. Ada juga Pandu Dewanata, juga saudara tiri mereka, ibunya bernama Dewi Ambilika, janda Raja Wicitrawirya saudara kandung Citrawirya. 

Dalam Kerajaan Hastinapura juga ada Rsi Bhisma, kakek mereka putra Raja Sentanu yang menikahi Dewi Gangga, apsara kahyangan. Jadi mereka menerima kutamaan dua rsi besar dalam keprcayaan Hindu, yaitu: Rsi Vasistha dan Rsi Parasara. 

Pertanyaan yang sedikit menganggu: darimana datangnya karakter jahat dari keturunan orang orang utama ini? Pertanyaan ini patut dikaji dengan sungguh-sungguh untuk meneguhkan hati tentang hakekat punarbhawa. 

Orang orang utama menurunkan orang-orang utama. Pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Maknanya bahwa bila mereka adalah keluarga dari keturunan utama seharusnya mereka juga utama.

Dresthrata karena kasih sayangnya yang dalam kepada 100 putranya telah berada pada kebenaran yang kabur atau buram. Benar tetapi tidak jelas. Karena sikapnya yang lebih memihak pada perasaannya sendiri daripada tanggungjawabnya sebagai raja, menyebabkan perang terjadi. 

Anak anak dan kemenakannya berperang. Putra mahkota sebenarnya adalah Pangeran Drestharata, namun yang menjadi Raja atas namanya adalah Pandu. Ketika Pandu wafat, maka yang menjadi raja adalah Drestharata. 

Dalam kompedium hukum Hindu, seorang yang “candaangga” tidak diperkenankan menjadi raja.  Raja Drestharata seharusnya bersikap adil, dan memberikan setengah, bahkan melalaui Duta Dharma Sri Krishna Pandawa hanya meminta 5 kerajaan bawahan menjadi bagainnya. Suyudana tidak menyetujui. 

Raja akhirnya menyetujui perang. Tidak ada nampak peran Bhisma, Drona dalam peristiwa ini. Bhisma sibuk dengan sumpahnya bahwa ia harus melindungi Hastinapura dan siap berperang dengan cucu-cucunya. Demikian kekuasaan, raja membiarkan anak - anak mereka berperang.
Namun ada sejarah yang tidak banyak diaungkap dalam seri Maha Bharata ini, yaitu penderitaan Drestahrata dan Gandari ketika gagal menjadi raja karena “candaangga”. 

Tanggungjawab Suyudana terhadap adik-adiknya agar bersikap tenang ketika mereka kekurangan sandang, papan dan pangan. Kebencian memang tumbuh atas perlakuan-perlakuan, apakah dilupakan atau sengaja ketika Pandu menjadi Raja. Pandawa memperoleh simpati karena mereka putra raja dan dalam jumlah yang sedikit. Sementara kurawa yang miskin pada masa pemerintahan Pandu, kurang mendapat simpati bahkan mungkin terhina karena ayah dan ibunya buta (fakta kehidupan).

Kisah ini identik dengan Ramayana, Rahwana adalah saudara tiri Kubera Raja Alengkapura. Rahwana dan adik-adiknya: Kumbakarna, Wibisana dan Surpakanaka serta ibu mereka Dewi Keikeshi mendapat perlakuan yang buruk dari Kubera, bahkan ayahnya Rsi Wisrawa. 

Kebencian rahwa tertanamn ketika ia mendapat perlakuan yang buruk dari kakak tirinya, tambahan pula bahwa Dewi keikeshi adalah putri seorang Raja Asura yang bernama Sumali sedangkan Ibu Kubera seorang brahmana. 
Baik Rahwana maupun Drestaratha adalah keturunan rsi-rsi utama pada masa itu. Drestharata keturunan Rsi Viswamitra dan Rsi Prasara (Saptarsi). Rahwana adalah keturunan Rsi Pulastya, putra Dewa Brahma.

RENUNGAN
Diduga lingkungan sangat berpengaruh pada karakter seseorang pada akhirnya. Lingkungan yang baik menumbuhkan anak - anak yang baik. Lingkungan yang buruk menumbuhkan anak yang berkarakter buruk. 

Karekater pada masa anak anak ini, menurut banyak penelitian pada bidang psikologi, akan menentukan masa depan mereka. Baik Drestartha maupun Rahwana memperoleh pengalaman yang buruk pada masa kanak-kanaknya. Konon demikian juga Hitler, Napoleon Bonaparte, Rasputin dan lainnya. Mari kita jaga generasi muda dan tuntun menuju dunia yang lebih baik. Rahayu. (*)
Banner Bawah

Baca Artikel Menarik Lainnya : Smartdesa C@shless No.1

Terpopuler

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Bali Kebanjiran Timbulkan Kerusakan dan Trauma, Apa Strategi Mitigasi Pasca Rekor Hujan Ekstrem 10 September?

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

Garuda Wisnu Kencana dan Perubahan Sosial di Bali

ADVERTISING JAGIR
Official Youtube Channel

#Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

ADVERTISING JAGIR Official Youtube Channel #Atnews #Jagir #SegerDumunTunas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Gandhi Jayanthi, Tujuh Dosa Sosial, Ekspresi Masyarakat di Titik Nadir Etika dan Moralitas

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Perlindungan Sapi, Selamatkan Lingkungan

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif

Pemuliaan Sapi, Pendekatan Teologi, Bukti Empirik dari Pendekatan Induktif