Buleleng (Atnews) - Setelah masuk lagi 2 orang fasien Suspek Menginitis babi tiga hari lalu, hingga kini RSUD Buleleng sudah merawat 10 orang pasien Suspek Menginitis babi. Direktur RSUD Buleleng dr.Arya Nugraha saat ditemui Atnews mengatakan, seseorang terkena suspek menginitis babi dikarenakan ada riwayat makan darah/getih babi mentah. "Masyarakat tidak perlu resah, yang perlu dilakukan adalah bagaimana kita mengkonsumsi daging babi yang benar dan aman," tandasnya.
"Tradisi masyarakat di Bali dan Buleleng khususnya tidak perlu dikawatirkan atau dihentikan tradisi ini. Hanya saja jangan makan lawar getih mentah maupun darah babi mentah," pesannya. Saya juga penggemar mengkonsumsi babi guling dan tidak ada masalah jangan dikait-kaitkan menyudutkan tradisi," tambahnya.
Dirut RSUD Arya Nugraha menjelaskan pasien yang terkena Menginitis babi bisa disembuhkan, namun begitu bisa diselamatkan bisa tuli dan permanen tidak bisa mendengar.
Sedangkan angka kematin akibat menginitis babi ini cukup tinggi. Gejala umum menginitis babi adalah demam, nyeri pada kepala, radang otak gangguan kesadaran, koma. Jika terserang menginitis babi, pasien perlu rawat inap diruang intensif oleh ahli saraf.
Pasien suspek menginitis babi atau meningitis streptococcus suis (MSS) di RSUD Buleleng kembali bertambah dua orang. Pasien ini diterima di RSUD Buleleng sekitar tiga hari yang lalu.
Kedua pasien memiliki gejala khas yang mengarah pada MSS berupa demam, nyeri kepala dan gelisah. Kedua tersebut sempat mengolah dan mengkonsumsi olahan daging babi. Dengan adanya penambahan ini, RSUD Buleleng merawat sebanyak 10 orang Suspect MSS. Sementara dua orang lainnya telah dinyatakan positif.
Dengan penambahan kasus suspect MMS ini, Pemkab Buleleng pun akan segera menggelar rapat, agar jumlah pasien tidak semakin meningkat. Rapat tersebut rencananya akan diterbitkan Surat Edaran (SE) yang harus ditindaklanjuti dan diimplementasikan oleh jajaran Pemkab dan masyarakat, agar kasus MSS ini tidak semakin meningkat.
“RSUD Buleleng, Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Buleleng akan segera menggelar rapat.. Harus segera dicegah, masyarakat jangan sampai menjadi korban. Kami akan segera bahas, saya akan buat SE nya," singkat PJ Bupati Ketut Lihadnyana
Disisi lain, Dokter Spesialis Neurologi RSUD Buleleng, Luh Putu Lina Kamelia mengatakan, kedua pasien yang baru di rawat sebelumnya sempat mengolah dan mengkonsumsi olahan daging babi. Mereka juga berasal dari daerah yang sama dengan pasien suspek MSS yang sebelumnya di rawat di RSUD Buleleng.
Pihaknya pun berharap agar masyarakat yang ingin mengonsumsi daging babi agar dimasak hingga matang. Hal ini dilakukan untuk membunuh bakteri streptococcus sp penyebab MSS.
“Kemungkinan mereka terinfeksi streptococcus sp. Setelah satu atau dua hari kami rawat, kesadarannya sudah membaik namun mengalami gangguan pendengaran," ungkapnya. (WAN)